PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka di zona merah. IHSG melemah dan berada di level 7.300-an.

Dikutip dari data RTI, Kamis (14/11/2024), IHSG pukul 9.01 WIB berada di level 7.308. Tak lama berselang usai pembukaan perdagangan, IHSG berbalik ke zona hijau. IHSG naik 2,8 poin (0,03%) ke 7.310. Pergerakan IHSG di level tertinggi 7.318 dan terendah 7.294.

Volume transaksi tercatat 1,26 miliar, turnover Rp 611 miliar dengan frekuensi transaksi 67.689 kali. Sebanyak 176 saham menguat, 167 melemah, dan 195 stagnan.

Sementara itu, pergerakan sejumlah indeks saham di Asia bervariatif. Nikkei tercatat melemah 0,12%, Hang Seng Index melemah 0,33%, Shanghai Composite Index naik 0,25%, Straits Times menguat 0,25%, sementara LQ45 menguat 0,1%.

Mega Capital Sekuritas dalam laporannya menjelaskan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan lalu melemah 0,18% ke level 7.308. Pelemahan ini tertekan secara bobot terbesar oleh sektor non siklikal, bahan baku, dan properti.

Investor asing kembali melakukan net sell sebesar Rp 816,16 miliar dengan 5 saham yang paling banyak dijual yaitu BRMS, ADRO, BBRI, BMRI, dan TLKM. Pelemahan harga komoditas berpotensi menopang sektor konsumen primer dan petrokimia.

Kemudian bursa Wall Street ditutup stabil setelah koreksi signifikan yang terjadi di hari sebelumnya. Rilis data inflasi AS periode Oktober baik inflasi umum maupun inflasi inti menunjukkan kenaikan yang sesuai perkiraan, sehingga kekhawatiran terhadap batalnya pemangkasan suku bunga di bulan Desember seperti yang dikatakan Gubernur The Fed Minnesota, Neil Kashkari bisa terabaikan untuk sesaat.

Namun hari ini pasar menanti data inflasi produsen AS untuk kembali menerka langkah pemangkasan suku bunga The Fed selanjutnya. Sementara bursa Eropa ditutup konsolidasi melemah seiring sikap wait and see pelaku pasar menanti rilis data tenaga kerja dan PDB Euro Area. Sedangkan bursa Asia justru ditutup cenderung melemah akibat kenaikan yield obligasi menjelang rilis data inflasi AS. Selain itu pelemahan harga komoditas global di tengah penguatan USD juga menekan kinerja bursa Asia.

IHSG rebound dari demand zone area level 7.260 dan harga berhasil break MA jangka pendek, berpotensi melanjutkan kenaikan didukung MACD goldencross. IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif cenderung menguat terbatas dengan rentang 7.250-7.370.