PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Nilai tukar rupiah berada di level Rp15.710 per dolar AS pada Senin (5/2) pagi. Mata uang Garuda melemah 50,5 poin atau 0,32 persen dari perdagangan sebelumnya.

Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona merah. Baht Thailand melemah 0,10 persen, peso Filipina melemah 0,50 persen, won Korea Selatan melemah 1,09 persen, dan yuan China melemah 0,03 persen, serta dolar Singapura juga melemah 0,07 persen.

Yen Jepang melemah 0,03 persen, dan dolar Hong Kong juga terpantau melemah 0,02 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.

Senada, mata uang utama negara maju juga kompak berada di zona merah. Tercatat euro Eropa melemah 0,08 persen, poundsterling Inggris melemah 0,16 persen, dan dolar Australia melemah 0,08 persen.

Sedangkan, franc Swiss melemah 0,09 persen dan dolar Kanada juga melemah 0,07 persen.

Analis Pasar Lukman Leong memperkirakan rupiah dibuka melemah karena data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) NFP yang baru saja dirilis ternyata jauh lebih kuat dari perkiraan.

Hanya saja pelemahannya tidak akan terlalu dalam karena investor menunggu data pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 yang dirilis siang ini.

“Namun investor juga mengantisipasi data pertumbuhan PDB Indonesia yang akan dirilis jam 11 siang,” ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.

Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp15.650 per dolar AS – Rp15.800 per dolar AS.