PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Harga minyak melonjak 1 persen pada Senin (29/1) di tengah kekhawatiran pasokan bahan bakar setelah sebuah rudal kelompok militer Houthi Yaman menghantam kapal tanker bahan bakar yang dioperasikan Trafigura di Laut Merah.

Selain itu, penguatan juga terjadi menyusul ekspor produk olahan Rusia akan turun karena beberapa kilang sedang dalam perbaikan setelah serangan pesawat tak berawak.

Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 83 sen menjadi US$84,38 per barel pada 23.41 GMT setelah mencapai level tertinggi US$84,80. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 78 sen menjadi US$78,79 per barel.

Pedagang komoditas Trafigura mengatakan pada Sabtu lalu bahwa pihaknya sedang menilai risiko keamanan pelayaran lebih lanjut di Laut Merah setelah petugas pemadam kebakaran memadamkan api di sebuah kapal tanker yang diserang oleh Houthi sehari sebelumnya.

“Gangguan terhadap pasokan terbatas, namun hal itu berubah pada Jumat setelah sebuah kapal tanker minyak yang beroperasi atas nama Trafigura terkena rudal di lepas pantai Yaman,” ujar analis ANZ dalam sebuah catatan.

“Dengan kapal tanker minyak yang terkait dengan AS dan Inggris kini berada di bawah ancaman serangan, pasar kemungkinan akan mempertimbangkan kembali risiko gangguan tersebut,” sambungnya.

Rusia kemungkinan akan mengurangi ekspor nafta, bahan baku petrokimia, sekitar 127.500 – 136 ribu barel per hari, atau sekitar sepertiga dari total ekspornya, setelah kebakaran mengganggu operasi kilang di Laut Baltik dan Laut Hitam, menurut para pedagang dan kapal LSEG- data pelacakan.

Pada 1 Februari, para menteri terkemuka dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu secara online.