PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Harga minyak cenderung stagnan pada pembukaan perdagangan Selasa (6/2). Landainya harga dipicu kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke Timur Tengah untuk membahas tawaran gencatan senjata di wilayah tersebut.

Blinken bertemu dengan penguasa de-facto, Arab Saudi, pada Senin (5/2). Warga Palestina berharap kunjungan ini akan mencapai gencatan senjata sebelum ancaman serangan Israel terhadap Rafah, sebuah kota perbatasan di mana sekitar setengah penduduk Jalur Gaza kini mengungsi.

Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent turun tipis 2 sen menjadi US$77,97 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun tipis 3 sen menjadi US$72,75 per barel. Kemarin, kedua kontrak acuan tersebut naik hampir 1 persen.

Pelaku pasar menunggu data industri yang akan dirilis hari ini mengenai stok minyak mentah AS. Lima analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah naik sekitar 2,1 juta barel dalam sepekan hingga 2 Februari.

AS melanjutkan kampanyenya melawan Houthi Yaman, yang didukung Iran. Serangan kelompok milisi ini dianggap mengganggu rute perdagangan minyak global di Laut Merah.

Di Rusia, dua drone Ukraina menyerang kilang minyak terbesar akhir pekan lalu. Ini adalah serangan terbaru dari serangkaian serangan jangka panjang terhadap fasilitas minyak Rusia, yang telah mengurangi ekspor nafta Rusia, yang merupakan bahan baku petrokimia.