
PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Israel sedang menyelidiki klaim para peneliti AS yang menyebut para investor mungkin telah mengetahui rencana serangan Hamas pada 7 Oktober.
Riset tersebut menduga para investor menggunakan informasi tersebut untuk mengambil keuntungan dari sekuritas Israel, dengan aksi short selling.
“Masalah ini diketahui oleh pihak berwenang dan sedang diselidiki oleh semua pihak terkait,” kata pihak Bursa Efek Tel Aviv (TASE) kepada Reuters, Selasa (5/12).
Otoritas pengawas pasar modal Israel tak memberikan penjelasan, begitu pula kepolisian setempat.
Peneliti dari New York University bernama Robert Jackson Jr dan Joshua Mitts dari Columbia University menemukan adanya gerak-gerik mencurigakan di pasar modal Israel sebelum serangan terjadi. Terjadi aksi short selling yang signifikan menjelang serangan Hamas.
Para investor dicurigai sudah memprediksi harga saham tertentu akan turun sehingga melakukan short selling. Keuntungan didapat berasal dari selisih harga saham awal dan spekulasi penurunan yang akan timbul.
“Beberapa hari sebelum serangan (Hamas ke Israel), para trader tampak mengantisipasi kejadian yang akan datang,” tulis riset tersebut.
“Dan tepat sebelum serangan itu, short-selling sekuritas Israel di Bursa Efek Tel Aviv (TASE) meningkat secara dramatis,” tulis peneliti dalam laporan setebal 66 halaman.