PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kapitalisasi pasar saham pada akhir 2024 mencapai Rp 12.300 triliun. Angka ini meningkat 6% dari tahun lalu Rp 11.674 triliun.
“Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 12.300 triliun atau tumbuh 6%yang apabila dibandingkan dengan ekonomi nasional mencapai 56% dari PDB,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025 di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Kamis (2/1/2025).
Dari aktivitas penghimpunan dana di pasar modal, tercatat 199 penawaran umum dengan total nilai penghimpunan dana Rp 259,24 triliun, termasuk 43 emiten baru dengan nilai IPO Rp 16,68 triliun dan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) Rp 41,77 triliun.
“Berbagai indikator kinerja pasar modal Indonesia tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. IHSG tahun 2024 pada tanggal 30 Desember ditutup di level 7.079,91 yang walaupun turun 2,6% dari tahun lalu,namun masih di atas level terendah 6.726,92 pada Juni 19, 2024,” ujarnya.
Sementara itu, kinerja Bursa Karbon hingga 27 Desember 2004 tercatat volume transaksi 908.000 ton CO2e dengan total nilai transaksi akumulasi Rp 50,64 miliar. Jumlah Single Investor Identification mencapai Rp 14,8 juta atau meningkat 22,21% year to date (ydt).
“Namun demikian kita juga melihat masih banyak ruang perbaikan yang harus dilakukan. Indeks LQ45 yang berisi saham-saham perusahaan terbesar dan paling likuid serta biasanya menjadi rujukan investasi fund manager global dan domestik justru melemah 15,6%,” kata dia.
Selain itu, Mahendra menambahkan, kontribusi pasar saham terhadap PDB masih berada di bawah negara kawasan seperti India 140%, Thailand 101% atau Malaysia 97%.Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar dan diperlukan perkuatan ekosistem pasar modal kita.