PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Harga minyak dunia kembali naik pada akhir perdagangan Kamis (5/2) usai sempat turun beberapa hari lalu. Kenaikan ini didorong rencana Amerika Serikat (AS) menambah cadangan minyak mereka.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent menguat 21 sen atau 0,3 persen ke level US$83,65 per barel. Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 22 sen atau 0,3 persen ke posisi US$79,22 per barel.
Harga minyak sempat menyentuh level terendah dalam tujuh minggu terakhir. Ini terjadi di tengah harapan gencatan senjata Israel-Palestina, pergerakan suku bunga AS, hingga pemotongan dan pembengkakan persediaan minyak.
“Jika gencatan senjata disepakati dalam konflik Gaza, bahkan untuk sementara, minat pasar kemungkinan akan beralih ke permintaan minyak di AS,” kata Presiden NS Trading Hiroyuki Kikukawa.
Di lain sisi, Negeri Paman Sam berniat mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis (SPR) mereka. Langkah ini ditempuh usai sebelumnya Pemerintah AS menjual stok darurat itu pada 2022 lalu.
AS berniat membeli kembali minyak dengan harga US$79 per barel, bahkan lebih murah dari itu. Rencana ini yang turut mengerek harga minyak dunia.
Badan Informasi Energi AS atau EIA mencatat persediaan minyak mentah mereka naik 7,3 juta barel menjadi 460,9 juta barel pada akhir April 2024. Mereka mengklaim persediaan tersebut mencapai level tertinggi sejak Juni 2023.
Meski begitu, The Fed yang baru memutuskan menahan suku bunga AS diperkirakan bakal memperlambat pertumbuhan ekonomi. Permintaan minyak pun pada akhirnya bakal menurun.