PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Harga minyak hanya sedikit bergerak pada awal perdagangan Asia, Selasa (20/2). Namun, levelnya mendekati tertinggi dalam tiga pekan terakhir di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan pulihnya permintaan Tiongkok.
Dilansir Reuters, harga minyak berjangka Brent turun 8 sen menjadi US$83,48 per barel pada pukul 01.33 GMT. Lalu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April turun tipis 10 sen menjadi US$78,36 per barel.
“Pasar minyak mentah “sedikit lebih rendah” dalam “perdagangan yang tenang selama liburan Hari Presiden di AS dan karena kekhawatiran permintaan mengimbangi ketegangan geopolitik Timur Tengah yang sedang berlangsung,” ujar analis pasar IG Tony Sycamore dalam sebuah catatan.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran melanjutkan serangan mereka terhadap jalur pelayaran di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab, dengan setidaknya empat kapal lagi terkena serangan drone dan rudal sejak Jumat.
Salah satunya, kapal kargo Rubymar yang berbendera Belize, terdaftar di Inggris dan dikelola Lebanon di Teluk Aden, berada dalam bahaya tenggelam. Hal itu meningkatkan pertaruhan dalam kampanye mereka untuk mengganggu pelayaran global sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina. Gaza.
“Tanda-tanda permintaan yang lebih kuat di Tiongkok juga meningkatkan sentimen,” tulis analis ANZ dalam sebuah catatan.
Pendapatan pariwisata di China melonjak 47,3% persen (yoy) dan naik di atas tingkat sebelum covid-19 selama liburan nasional Tahun Baru Imlek yang berakhir pada Sabtu lalu.
China juga memangkas suku bunga acuan hipotek lebih dari yang diharapkan pada Selasa. Hal itu untuk menopang pasar properti dan perekonomian yang terkepung.
Namun, faktor pendukung harga tidak sepenuhnya mengimbangi kekhawatiran permintaan. Laporan Badan Energi Internasional (IEA) yang bearish pada minggu lalu merevisi turun perkiraan pertumbuhan permintaan minyak tahun ini lantaran ekspektasi bahwa energi terbarukan akan menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.