Harga Perak menguat signifikan pada perdagangan Selasa (23/9) di sesi AS, mendekati level tertinggi dalam 14 tahun terakhir di atas $44 troy ons. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada pertemuan bulan Oktober dan Desember mendatang.
Beberapa pejabat Fed mendesak kehati-hatian terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut, dengan alasan tanda-tanda stabilisasi inflasi, sementara Gubernur baru Stephen Miran memperingatkan bahwa bank sentral salah menilai keketatan kebijakan dan mempertaruhkan Pasar tenaga kerja tanpa pelonggaran yang lebih dalam. Pasar sekarang menunggu pernyataan Ketua Fed Jerome Powell dan indeks harga PCE hari Jumat, ukuran inflasi pilihan Fed, untuk arahan yang lebih jelas.
Dari sisi fundamental, permintaan terhadap Perak terus meningkat, baik dari investor institusi maupun sektor industri. ETF berbasis Perak mencatat arus masuk positif, menandakan kuatnya minat spekulatif maupun lindung nilai terhadap gejolak ekonomi global. Selain itu, sektor energi terbarukan dan otomotif listrik masih menjadi motor permintaan industri Perak, terutama untuk panel surya dan baterai. Kondisi pasokan global yang ketat semakin memperkuat prospek bullish, dengan laporan bahwa produksi tambang belum mampu mengimbangi lonjakan kebutuhan industri.
Secara teknikal, Perak saat ini bertahan di atas level kunci $44 per troy ons, yang sebelumnya menjadi resistance jangka panjang. Jika momentum beli terus berlanjut, harga berpotensi menguji area $46–$47 dalam waktu dekat. Namun, koreksi teknikal tetap terbuka mengingat posisi beli institusi sudah cukup tinggi, sehingga profit-taking berpotensi menekan harga ke area support $42–$41. Dengan latar belakang fundamental yang solid dan ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed, tren jangka menengah Perak masih condong bullish. (Arl)
Sumber : newsmaker.id
