Harga Emas (XAU/USD) kembali naik dan berhasil menembus level psikologis $3.713 per ons, mencetak rekor tertinggi baru di awal sesi Eropa hari Senin. Kenaikan ini didorong oleh dua faktor utama: sinyal dovish dari Federal Reserve (The Fed) dan meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama akibat perang yang semakin memanas antara Rusia dan Ukraina. Kombinasi ini memperkuat posisi Emas sebagai aset safe haven yang dicari investor saat kondisi global tidak menentu.
Sinyal dari The Fed bahwa dua pemangkasan suku bunga lagi mungkin terjadi sebelum akhir tahun memperlemah daya tarik aset berbunga dan mendorong minat terhadap logam mulia. Karena Emas tidak memberikan imbal hasil (non-yielding), ia cenderung naik saat suku bunga rendah, karena biaya peluang untuk menyimpan Emas jadi lebih kecil. Ini sudah menjadi hari kedua berturut-turut Emas menguat karena ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar di AS.
Sementara itu, Dolar AS (USD) mulai kehilangan momentum setelah sempat pulih dari level terendah sejak Juli 2022. Melemahnya Dolar memberikan dorongan tambahan bagi Emas, karena harga Emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain. Ini memperkuat daya tarik Emas secara global. Bahkan ketika sentimen risiko di Pasar global masih cenderung positif, latar belakang fundamental yang kuat tetap mendukung tren naik harga Emas.
Namun, meski prospek jangka pendek tetap positif, kondisi teknikal yang overbought (terlalu jenuh beli) bisa membatasi kenaikan lebih lanjut dalam waktu dekat. Meski begitu, arah pergerakan Emas saat ini masih condong ke atas, dan peluang untuk mencetak level tertinggi baru tetap terbuka, terutama jika ketegangan geopolitik terus meningkat dan The Fed konsisten dengan sikap dovish-nya.(ads)
Sumber: newsmaker.id