Harga Minyak ditutup lebih tinggi pada Senin (15/9) saat investor menilai dampak serangan drone Ukraina ke kilang-kilang Minyak Rusia dan dorongan Presiden AS Donald Trump agar negara-negara NATO menghentikan pembelian Minyak Rusia.
Minyak Brent naik $0,45 (+0,67%) ke $67,44/barel, sementara Minyak WTI menguat $0,61 (+0,97%) ke $63,30/barel.
Kenaikan didorong kekhawatiran gangguan pasokan setelah salah satu kilang terbesar Rusia di Kirishi menghentikan unit pemrosesan penting usai diserang akhir pekan. Pekan lalu, kedua kontrak juga naik lebih dari 1% ketika Ukraina meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi, termasuk terminal ekspor terbesar Primorsk.
Analis juga menyoroti kekhawatiran Pasar atas pasokan Minyak berat dan ketatnya solar yang menjaga harga tetap ditopang.
Di sisi pasokan, Primorsk mampu memuat sekitar 1 juta bph, sedangkan Kilang Kirishi memproses sekitar 355 ribu bph (sekitar 6,4% produksi Rusia). Trump menyatakan AS siap menjatuhkan sanksi energi baru—namun hanya jika semua negara NATO ikut berhenti membeli Minyak Rusia dan menerapkan langkah serupa.
Dari sisi permintaan, harga mendapat dukungan dari permintaan kilang Tiongkok yang solid bulan lalu dan penurunan stok Minyak mentah AS, meski dibayangi data ekonomi Tiongkok yang melemah.
Investor kini menunggu keputusan The Fed (16–17 Sept) yang diperkirakan melonggarkan kebijakan; biaya pinjaman yang lebih rendah berpotensi mendongkrak permintaan BBM dalam beberapa bulan ke depan.(yds)
Sumber: Reuters