Harga Emas menembus rekor sepanjang masa (ATH) pada Senin (15/9), didukung pelemahan Dolar AS dan turunnya imbal hasil Treasury, saat investor bersiap akan pertemuan penting The Fed pekan ini yang bisa menjadi penentu arah Pasar hingga akhir tahun.
Per 13:44 EDT (17:44 GMT), spot Emas naik 1,1% ke $3.680,80/oz setelah sempat menyentuh rekor $3.685,39 di awal sesi AS; pekan lalu Emas naik ~1,6%.
Kontrak berjangka Emas untuk Desember ditutup +0,8% di $3.719,00. Indeks Dolar (DXY) melemah 0,3% ke terendah sepekan, sementara yield Treasury AS 10Y juga menurun sehingga membuat Emas lebih menarik bagi pemegang mata uang non-USD.
Pasar hampir pasti mengantisipasi pemangkasan suku bunga 25 bps pada Rabu (sebagian kecil masih membuka peluang 50 bps, data CME FedWatch).
Sementara analis Zaner Metals, Peter Grant, menyebut ekspektasi 25 bps “sudah diharga” dan masih mungkin ada 1–2 kali pemangkasan lagi sebelum akhir tahun. Target kenaikan jangka pendek Emas: $3.700, lalu $3.730 dan $3.743. Dalam lingkungan suku bunga rendah, Emas—sebagai aset tanpa imbal hasil—biasanya berkinerja baik.
The Fed juga berada di bawah tekanan politik yang tidak biasa: sengketa kepemimpinan, dorongan Presiden Donald Trump untuk berpengaruh lebih besar, dan peluang Stephen Miran bergabung ke komite penentu suku bunga.
Selain itu dari sisi permintaan fisik, kabar bahwa Tiongkok mungkin melonggarkan aturan impor/ekspor Emas memicu aksi beli kuat (resmi maupun swasta).
Untuk harga logam lain: Perak $42,62 (+1,1%), platinum $1.400,77 (+0,7%), palladium $1.193,21 (−0,3%).(yds)
Sumber: Reuters
