PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Harga minyak anjlok pada hari Rabu (19/3) setelah Rusia menyetujui usulan Presiden AS Donald Trump agar Moskow dan Kyiv menghentikan sementara serangan terhadap infrastruktur energi masing-masing, sebuah langkah yang menurut para analis pada akhirnya dapat membuka jalan bagi minyak Rusia untuk memasuki pasar global.

Harga minyak mentah Brent turun 11 sen, atau 0,16%, menjadi $69,97 per barel pada pukul 11.30 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 12 sen, atau 0,18%, menjadi $66,78.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa setuju untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi Ukraina tetapi tidak menyetujui gencatan senjata penuh selama 30 hari yang diharapkan Trump. “Harga minyak mentah melemah karena tanda-tanda kemajuan menuju kesepakatan gencatan senjata di Ukraina, ditambah dengan melemahnya pasar yang lebih luas karena para pedagang dan investor khawatir tentang dampak dari perang tarif,” kata analis Panmure Liberum, Ashley Kelty.

Kesepakatan tersebut mengurangi risiko gangguan pasokan dan meningkatkan peluang perdamaian yang dapat mengarah pada pelonggaran sanksi energi terhadap Rusia, yang memungkinkan lebih banyak pasokan masuk ke pasar, kata Charalampos Pissouros, analis investasi senior di pialang XM.

Para pedagang sedang menunggu hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve AS yang akan berakhir pada hari ini.

Pemotongan suku bunga biasanya meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan energi. Namun, Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya tetap pada kisaran 4,25%-4,50%, di tengah kekhawatiran investor atas perlambatan ekonomi karena tarif Trump.

Trump berjanji untuk melanjutkan serangan negaranya terhadap Houthi Yaman dan mengatakan dia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan yang dilakukan oleh kelompok yang telah mengganggu pengiriman di Laut Merah.

Di AS, data stok minyak mentah menggambarkan gambaran yang beragam, dengan stok minyak mentah meningkat sementara persediaan bahan bakar turun.