PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Harga emas (XAU/USD) terus diperdagangkan dalam kisaran yang sudah dikenal tepat di atas $2.500 pada hari Senin (2/9) bahkan ketika saham Asia jatuh karena kekhawatiran pertumbuhan Tiongkok setelah rilis data Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur yang beragam. Sementara PMI Manufaktur NBS resmi Tiongkok jatuh lebih dalam ke wilayah kontraksi, PMI Manufaktur Caixin mengalahkan estimasi dan naik ke wilayah ekspansi.
Harga emas menghadapi sedikit hambatan dari Dolar AS (USD), yang telah bangkit kembali dari posisi terendah tahun ini yang dicapai Selasa lalu ketika Indeks Dolar AS (DXY) menyentuh level 100,52. Sekarang diperdagangkan kembali naik di 101,60-an setelah rilis data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS bulan Juli pada hari Jumat menunjukkan inflasi tidak berubah dari bulan sebelumnya. Hal ini, pada gilirannya, meyakinkan pasar bahwa ekonomi AS kemungkinan besar sedang menuju soft landing dibadingkan hard landing.
Sementara prospek suku bunga AS, pendorong utama lainnya bagi logam mulia, tetap sama, dengan kemungkinan pemotongan 50 basis poin (bps) pada bulan September masih sedikit di atas 30% dan pemotongan 25 bps sudah diperhitungkan sepenuhnya, menurut CME FedWatch Tool.
Kondisi perdagangan akan sepi pada hari Senin karena AS dan Kanada sedang libur karena Hari Buruh. Data ketenagakerjaan yang keluar pekan ini, yang berpuncak pada Nonfarm Payrolls (NFP) pada hari Jumat, akan menjadi faktor penentu utama apakah Federal Reserve (Fed) akan memilih pemangkasan setengah persen yang besar atau pengurangan seperempat persen yang lebih standar.