PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Indeks penjualan rumah yang tertunda di AS secara tak terduga turun pada bulan Mei ke rekor terendah karena kenaikan suku bunga hipotek dan harga tinggi yang membuat calon pembeli enggan.

Ukuran penandatanganan kontrak dari National Association of Realtors turun 2,1% menjadi 70,8 bulan lalu, angka terendah dalam data sejak tahun 2001, kata kelompok tersebut pada hari Kamis (27/6). Perkiraan rata-rata ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan kenaikan sebesar 0,5%.

“Pasar berada pada titik yang menarik dengan peningkatan persediaan dan penurunan permintaan,” kata Kepala Ekonom NAR Lawrence Yun dalam sebuah pernyataan. “Pergerakan penawaran dan permintaan menunjukkan berkurangnya apresiasi harga rumah dalam beberapa bulan mendatang. Tidak dapat dipungkiri, peningkatan persediaan dalam perekonomian yang menciptakan lapangan kerja akan menyebabkan peningkatan pembelian rumah, terutama ketika suku bunga hipotek turun.”

Penutupan rumah yang dimiliki sebelumnya telah tertahan mendekati angka 4 juta per tahun selama lebih dari satu tahun, sebagian karena apa yang disebut lock-in effect (efek penguncian), yaitu penjual tidak mau mendaftarkan rumah mereka dan berpisah dengan suku bunga hipotek mereka yang rendah saat ini.

Calon pembeli rumah tidak tertarik dengan harga jual yang tinggi, yang mencapai rekor $419,300 pada bulan Mei, meskipun pasar secara bertahap melihat peningkatan dalam listing. Saat dihubungi wartawan pekan lalu, kepala Ekonom NAR Lawrence Yun mencatat dengan optimis bahwa pasokan rumah yang ada naik lebih dari 18% dibandingkan tahun lalu.