PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Ekonomi Jepang dan Inggris mengalami resesi. Menurut Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, kedua negara mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi selama 2 kuartal berturut-turut.
“Intinya yang kondisi ekonomi Jepang dan UK saya akan share penilaian kita bahwa ada datanya dua quarter berturut-turut dua negara ini, Jepang dan UK mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi, maka technically mereka resesi,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).
Menurut Sunarso, resesi di Jepang dan Inggris disebabkan oleh menurunnya tingkat konsumsi rumah tangga. Sunarso meminta Indonesia untuk waspada, terlebih resesi Jepang cukup berdampak signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Untuk resesi Inggris sendiri ia menyebut dampaknya bagi Indonesia cukup rendah. Inggris sendiri jatuh ke jurang resesi pada Februari lalu.
“Kemudian bagaimana sektor riil kondisi yang terkait resesi di Jepang dan UK tadi? Ini yang paling harus diwaspadai ternyata elastisitas pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap Jepang itu masih tinggi. Artinya kalau terjadi gejolak di Jepang kita pengaruhnya signifikan. Tidak demikian dengan UK, mau resesi elastisitasnya rendah sehingga pengaruhnya terhadap kita rendah,” paparnya.
Ia menyatakan, dulu perekonomian Indonesia sangat terpengaruh oleh kondisi di Amerika Serikat (AS). Tapi kondisinya berbeda saat ini, yang mana pengaruh China lebih dominan dibanding AS.
“Tetapi negara yang memiliki tingkat elastisitas pertumbuhan ekonomi dengan Indonesia paling tinggi dari seluruh dunia, dulu Amerika sekarang China. Jadi sekarang tingkat elastisitas pertumbuhan Indonesia terkait dengan masalah ekonomi di China itu paling tinggi, itu analisa kita,” bebernya.
Secara global, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memprediksi pertumbuhan ekonomi masih akan melambat, meski tak akan separah yang diprediksi. Apalagi pertumbuhan volume perdagangan kian membaik, dan tingkat produksi industri juga meningkat.