PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Harga beras terus mengalami kenaikan. Meroketnya harga beras ini diyakini berpengaruh pada daya beli masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, kenaikan harga beras beberapa bulan belakangan ini memang terus terjadi, seiring makin mahalnya komoditas pokok masyarakat Indonesia tersebut.

“Kalau kita lihat beberapa bulan terakhir beras mengalami inflasi. Hal ini tentunya berdampak pada level harga beras terus mengalami peningkatan,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam konferensi pers, Jumat (1/3/2024).

Ia mengatakan, jika pendapatan masyarakat tetap sementara terjadi kenaikan harga beras, maka yang terjadi adalah penurunan pembelian jumlah komoditas tersebut. Apalagi beras merupakan bahan pokok masyarakat.

“Beras ini kebutuhan pokok, namun sebagai golongan mempengaruhi daya beli, jika seandainya berpengaruh misalnya income-nya tetap, tetapi inflasinya terjadi harga beras naik. Misalnya kita punya uang Rp 20.000, sementara inflasi naik, dampaknya ke volume dapat,” lanjutnya.

Seperti diketahui, inflasi beras pada Februari 2024 mencapai 5,32% dengan andil inflasi 0,21%. Habibullah, mengatakan kenaikan harga beras terjadi pada 37 provinsi di Indonesia. Kenaikan harga beras ini memang terjadi pada semua rantai distribusi.

“Harga gabah tingkat petani Februari 2024 gabah kering panen 4,86% m to m, dan naik 27,14% secara yoy, gabah kering giling naik 6,13%, naik secara yoy 33,48%,” jelas dia.

Dalam paparannya harga gabah kering panen saat ini Rp 7.216/kg dan di tingkat penggilingan Rp 8.591/kg. Harga beras di tingkat eceran sudah di level Rp 15.157/kg dan grosir Rp 14.398/kg.