
PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Aktivitas manufaktur di Tiongkok mengalami kontraksi selama empat bulan beruntun pada bulan Januari, sehingga menambah tanda-tanda berlanjutnya pelemahan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur resmi adalah 49,2 bulan ini, Biro Statistik Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (31/1), sedikit di atas angka bulan Desember sebesar 49 tetapi masih di bawah angka 50 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi.Para ekonom memperkirakan 49,3.
Non-manufaktur yang mengukur sektor konstruksi dan jasa adalah 50,7, lebih baik dari 50,4 pada bulan Desember dan secara kasar sejalan dengan ekspektasi para ekonom.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini telah berusaha mendapatkan kembali momentumnya pada tahun ini setelah pemerintah memperkenalkan sejumlah stimulus, termasuk langkah-langkah untuk mengeluarkan lebih banyak uang tunai jangka panjang bagi bank, yang memperketat peraturan mengenai peminjaman saham untuk short-selling dan memperluas akses pengembang terhadap pinjaman.
Para ekonom memperkirakan Beijing akan mengumumkan target pertumbuhan yang cukup ambisius pada tahun 2024 ketika badan legislatif nasional bertemu pada bulan Maret. Perekonomian Tiongkok mencapai target pertumbuhan resmi pemerintah sebesar sekitar 5% pada tahun lalu, namun mempertahankan tingkat ekspansi yang sama pada tahun 2024 mungkin sulit.
Dasar perbandingannya akan lebih tinggi, dan perekonomian tidak lagi mendapatkan manfaat dari peningkatan permintaan yang terpendam pascapandemi. Hambatan utama terhadap pertumbuhan juga masih ada, dengan kemerosotan sektor properti yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dan penurunan harga terus berlanjut.