PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Bank of Japan mempertahankan pengaturan kebijakan moneternya tetap stabil dan menyesuaikan proyeksi ekonominya namun tidak memberikan petunjuk yang jelas mengenai waktu untuk potensi berakhirnya suku bunga negatif.

BOJ mempertahankan suku bunga jangka pendek -0,1% dan menjaga parameter kontrol kurva imbal hasil tetap utuh pada akhir pertemuan dua hari, menurut pernyataannya pada hari Selasa. Bank tersebut memangkas perkiraan inflasi untuk tahun fiskal dari bulan April menjadi 2,4% dari 2,8% dalam laporan prospek triwulanan. Hal ini berarti kenaikan harga akan terus melampaui target 2% untuk beberapa waktu, seperti yang terjadi sejak April 2022.

Keputusan kebijakan ini sudah diperkirakan secara bulat oleh para pengamat BOJ yang disurvei oleh Bloomberg. Gempa bumi besar pada Tahun Baru dan skandal pendanaan yang semakin parah yang melanda partai berkuasa Perdana Menteri Fumio Kishida menjadikan saat ini bukan saat yang tepat untuk kenaikan suku bunga Jepang yang pertama sejak tahun 2007. Dengan penundaan tersebut, BOJ tetap mempertahankan statusnya sebagai pihak yang tidak bertanggung jawab dalam kebijakan global, sama seperti Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa yang mengisyaratkan penurunan suku bunga pada akhir tahun ini.

Keputusan ini sepertinya tidak akan mengubah pandangan yang berlaku di kalangan ekonom bahwa BOJ akan menaikkan suku bunga pada tahun ini.

Ekonom yang disurvei melihat bulan April sebagai waktu yang paling tepat untuk mengakhiri tingkat suku bunga negatif karena akan memberikan waktu bagi bank sentral untuk menilai hasil negosiasi gaji tahunan. Kenaikan gaji yang lebih tinggi dipandang sebagai elemen kunci untuk mengamankan siklus positif kenaikan harga dan upah yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.