PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Harga minyak turun tipis pada Senin (15/1) karena pasar mewaspadai risiko gangguan pasokan di Timur Tengah menyusul serangan pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk menghentikan milisi Houthi Yaman menyerang kapal-kapal di Laut Merah.
Minyak mentah berjangka Brent turun 31 sen atau 0,4 persen menjadi US$77,98 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di US$72,36 per barel usai turun 32 sen atau 0,4 persen.
Melonjak lebih dari 2 persen pekan lalu setelah pasukan AS dan Inggris melancarkan lusinan serangan udara terhadap pasukan Houthi Yaman, sebagai pembalasan atas serangan berbulan-bulan terhadap kapal-kapal Laut Merah.
Milisi mengancam akan memberikan “respon yang kuat dan efektif” setelah AS kembali melancarkan serangan semalam, sehingga meningkatkan ketegangan.
AS kemudian mengatakan pihaknya menembak jatuh sebuah rudal yang ditembakkan ke salah satu kapalnya dari wilayah militan Houthi di Yaman. Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat telah mengirimkan pesan pribadi ke Iran mengenai serangan Houthi Yaman.
Beberapa pemilik kapal tanker menghindari Laut Merah akibat serangan tersebut, meskipun para pedagang masih mewaspadai tanggapan dan dampak Iran terhadap pengiriman di Selat Hormuz, titik penyempitan minyak paling penting di dunia.
Goldman Sachs melaporkan konflik Timur Tengah saat ini tidak mempengaruhi produksi minyak, namun premi risiko geopolitik menjadi pertimbangan harga minyak naik atau turun.