PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Harga minyak naik lebih dari US$1 per barel pada Selasa (19/12) sore waktu AS.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik $1,28, atau 1,6 persen jadi US$79,23 per barel. Harga itu merupakan yang tertinggi sejak 1 Desember.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Januari naik 97 sen atau 1,3 persen ke US$73,44 per barel. Harga itu merupakan yang tertinggi dalam dua minggu terakhir.
Analis menyebut kenaikan harga minyak itu memperpanjang penguatan sesi sebelumnya. Hal itu ditunjang serangan yang dilakukan oleh militan Houthi terhadap kapal yang melintas di Laut Merah.
Pasar khawatir serangan itu bisa mengganggu perdagangan maritim dan memaksa lebih banyak perusahaan untuk mengubah rute kapal mereka sehingga bisa mengancam pasokan bahan pokok dan minyak sehingga membuat harganya melonjak.
“Berapa lama hal ini akan berlangsung masih belum diketahui, sehingga membuat pasar khawatir,” kata analis senior City Index Fiona Cincotta.
Hal sama juga disampaikan Direktur Pelaksana Perusahaan Investasi Energi Tortoise Capital yang berbasis di Kansas Rob Thummel. Ia mengatakan kondisi di Laut Merah yang dipicu oleh Houthi memang berdampak besar ke harga minyak.
Maklum sekitar 12 persen lalu lintas pelayaran dunia melewati Laut Merah dan Terusan Suez.
“Peristiwa di Laut Merah meningkatkan risiko geopolitik. Ini menyebabkan harga minyak bergerak lebih tinggi karena para pedagang menilai potensi gangguan pasokan terkait dengan peningkatan risiko geopolitik,” katanya.