PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Harga minyak melonjak 3 persen pada Jumat (15/12) didorong sinyal kenaikan permintaan tahun depan serta langkah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) tahan suku bunga acuan.
Tren mulai berbalik setelah harga minyak jatuh ke level terendah selama hampir enam bulan.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent naik 3,2 persen menjadi US$76,61 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga melesat 3 persen menjadi US$71,58 per barel.
Badan Energi Internasional (IEA) menaikkan perkiraan permintaan minyak pada 2024 menjadi 1,1 juta barel per hari. Angka ini naik 130 ribu barel per hari dari proyeksi sebelumnya.
Pelemahan dolar AS usai The Fed menahan suku bunga acuan juga turut mengerek harga minyak. Langkah bank sentral ini mengisyaratkan biaya pinjaman yang lebih rendah pada 2024.
“Sentimen terhadap minyak telah berubah secara dramatis. Salah satu katalis utama yang mengguncang volatilitas pasar adalah Federal Reserve (The Fed),” kata analis Price Futures Group Phil Flynn.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Selain itu, melemahnya dolar AS membuat harga minyak lebih murah bagi pembeli asing.
Investor bakal memasuki 2024 dengan kekhawatiran antara lain perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kelebihan pasokan. Di sisi lain, ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dapat memicu volatilitas harga minyak.
Patokan harga Brent rata-rata sekitar US$80 per barel tahun ini. Survei Reuters terhadap 30 perkiraan ekonom dan analis menunjukkan minyak mentah Brent rata-rata U$84,43 per barel pada 2024.