PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN — Harga minyak naik 1 persen pada Kamis (14/12) didorong kekhawatiran tentang keamanan pasokan minyak di Timur Tengah usai serangan ke kapal tanker di Laut Merah.

Kenaikan juga dipicu pernyataan The Federal Reserve, Bank sentral Amerika Serikat, yang bakal mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman konsumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Mengacu Reuters, kontrak berjangka Brent naik US$1,02 atau 1,4 persen menjadi US$74,26 per barel. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 86 sen atau 1,3 persen menjadi US$69,47 per barel.

Sebuah kapal tanker berbendera Norwegia ditembaki rudal oleh orang-orang bersenjata yang menggunakan speedboat di Laut Merah lepas pantai Yaman, Selasa (12/12) kemarin.

Insiden ini muncul usai pasukan bersenjata Houthi Yaman memperingatkan kapal-kapal tersebut untuk tidak melakukan perjalanan ke Israel.

Lalu, The Fed mengisyaratkan untuk mengakhiri pengetatan kebijakan moneter untuk melawan inflasi dan menurunkan biaya pinjaman pada tahun 2024.

Kontrak berjangka Brent telah turun sekitar 10 persen sejak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu (OPEC+) mengumumkan babak baru pengurangan produksi pada 30 November.

Dalam laporan bulanannya, OPEC menyebut biang kerok penurunan harga minyak mentah adalah kekhawatiran berlebihan terhadap pertumbuhan permintaan minyak.