PT. BESTPROFIT FUTURES MEDAN – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dirundung awan merah. Bahkan hari ini IHSG merosot cukup dalam, Pada pukul 10.00 WIB sudah berkurang 94 poin atau turun 1,41% ke posisi 6.657. IHSG bergerak dalam rentang posisi tertinggi 6.773 dan terendahnya 6.656.

Ekonom dan Financial Market Specialist Lucky Bayu Purnomo menilai tren pelemahan IHSG hanya terjadi sementara waktu. Sebelumnya, IHSG berulang kali berupaya untuk menguji level psikologis di angka 7.000. Menurutnya, angka tersebut cukup rasional untuk dicapai IHSG dalam jangka pendek.

“Penurunan indeks ini saya lihat trend temporer atau jangka pendek. Karena dalam jangka menengah indeks memiliki peluang menguat untuk level 7.000 kembali,” kata Lucky kepada detikcom, Rabu (1/11/2023).

“Karena pada dasarnya indeks itu menguat ke level 7.000 dan itu sudah pernah dicapai sebelumnya nah bagusnya adalah mereka membatasi transaksi dan tidak mengalami outflow,” imbuhnya.

Lain halnya dengan Pengamat Pasar Modal Reza Priyambada. Dia mengatakan IHSG akan terus mengalami pelemahan apabila krisis-krisis global tidak ditangani dengan tepat.

Reza menyebut beberapa krisis global yang mempengaruhi tren pelemahan IHSG. Di antaranya, potensi kenaikan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS), perubahan iklim, dan efek El Nino.

“Artinya kalau krisis-krisis tersebut tidak ditangani dengan tepat, ya tentu ini akan mempengaruhi perekonomian global. Nah itu mungkin yang membuat akhirnya pelaku pasar tidak cukup nyaman dengan kondisi tersebut.”

Beberapa waktu lalu, IHSG sempat mengalami kenaikan. Mungkin sebagian besar menilai kenaikan IHSG bisa berbalik menguat.

Namun, Reza menilai kenaikan yang terjadi sebelumnya tidak cukup kuat. Hal ini disebabkan karena para pelaku pasar masih dibayangi kekhawatiran.

“Kenaikan ini belum belum tentu sustain jadi naik sedikit, turunnya banyak. Karena beberapa hari sebelumnya kan sempat naik. Nah secara teknikal mungkin banyak memperkirakan bakal berbalik arah, tapi ya tadi kalau yang kita lihat kenaikan yang terjadi itu tidak cukup kuat,” jelasnya.